Profil Desa Watuurip

Ketahui informasi secara rinci Desa Watuurip mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Watuurip

Tentang Kami

Profil Desa Watuurip, Banjarnegara. Mengupas potensi pertanian kopi, energi panas bumi (geothermal), dan agrowisata di gerbang selatan Dataran Tinggi Dieng, serta dinamika sosial masyarakat di sekitarnya.

  • Pusat Pertanian Strategis

    Menjadi salah satu sentra pertanian penting di Kecamatan Bawang, khususnya untuk komoditas kopi Arabika dan sayuran dataran tinggi.

  • Beririsan dengan Zona Energi Nasional

    Lokasinya bersinggungan langsung dengan wilayah kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energi.

  • Gerbang Alternatif Menuju Dieng

    Memiliki potensi besar sebagai jalur penunjang dan destinasi agrowisata yang melengkapi pesona kawasan wisata utama Dataran Tinggi Dieng.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan subur yang menjadi penyangga selatan Dataran Tinggi Dieng, Desa Watuurip di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma menjadi sebuah wilayah dengan multi-potensi yang kompleks. Desa ini tidak hanya menjadi lumbung hasil bumi, khususnya kopi berkualitas, tetapi juga berada di garis depan pengembangan energi terbarukan nasional. Dengan perpaduan antara kekayaan alam, geliat ekonomi agraris dan bersinggungan langsung dengan proyek strategis nasional, Watuurip menampilkan profil desa yang dinamis dan penuh harapan untuk masa depan.

Desa Watuurip merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat agraris di lereng pegunungan Jawa yang terus beradaptasi dengan zaman. Di satu sisi, tradisi bertani yang telah diwariskan turun-temurun menjadi tulang punggung utama perekonomian. Di sisi lain, kehadiran industri energi panas bumi membawa tantangan sekaligus peluang baru yang signifikan, menempatkan desa ini dalam peta pembangunan yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara administratif, Desa Watuurip ialah bagian dari Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan data dari Universitas STEKOM, desa ini memiliki luas wilayah sekitar 2,27 kilometer persegi atau 227 hektar. Letaknya yang berada di ketinggian lereng pegunungan memberikan anugerah iklim yang sejuk dan tanah yang subur, kondisi ideal bagi berkembangnya berbagai komoditas pertanian bernilai tinggi.

Secara geografis, posisi Desa Watuurip sangat strategis. Berdasarkan data peta wilayah, Desa Watuurip berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Serang, di sisi timur berbatasan dengan Desa Masaran, sebelah barat berbatasan dengan Desa Depok, dan di sisi selatan berbatasan dengan Desa Majalengka. Batas-batas wilayah ini menjadikannya terhubung erat dengan dinamika sosial dan ekonomi desa-desa tetangga.

Data kependudukan, meskipun berfluktuasi dari tahun ke tahun, menunjukkan populasi yang cukup padat untuk ukuran desa di area pegunungan. Menurut data referensi terakhir, jumlah penduduknya mencapai sekitar 1.196 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 478 jiwa per kilometer persegi. Struktur populasi ini didominasi oleh masyarakat usia produktif yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Potensi Ekonomi: Dari Biji Kopi hingga Energi Bumi

Perekonomian Desa Watuurip ditopang oleh dua pilar utama: pertanian dan sektor-sektor pendukungnya, serta potensi yang timbul dari industri energi panas bumi. Keduanya berjalan beriringan, menciptakan lanskap ekonomi yang unik di wilayah ini.

Sektor pertanian tidak diragukan lagi merupakan urat nadi utama kehidupan masyarakat. Komoditas unggulan yang paling menonjol dari Desa Watuurip dan sekitarnya yaitu kopi, terutama jenis Arabika yang sangat cocok dengan iklim dan ketinggian setempat. Kopi dari lereng Dieng telah dikenal memiliki cita rasa khas yang diminati pasar. Para petani di Watuurip, dengan dukungan berbagai pihak, terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, mulai dari perawatan tanaman, proses panen petik merah, hingga pengolahan pascapanen. Selain kopi, lahan-lahan subur di desa ini juga menghasilkan beragam sayuran seperti kentang, kubis, dan wortel yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional.

Di luar pertanian, denyut ekonomi lain yang signifikan berasal dari keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng. Sebagian wilayah operasional dan pengembangan PLTP yang dikelola oleh BUMN PT Geo Dipa Energi (Persero) berada di sekitar kawasan ini. Kehadiran proyek strategis nasional ini memberikan dampak ganda. Di satu sisi, ia membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan mendorong munculnya usaha-usaha jasa pendukung. Di sisi lain, dinamika sosial terkait pemanfaatan lahan dan dampak lingkungan menjadi isu penting yang terus dikelola oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Kehadiran BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) "Berkah Watuurip" menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal, dengan unit usaha seperti penyediaan layanan internet (WiFi) dan peternakan, yang menunjukkan upaya diversifikasi ekonomi di tingkat desa.

Sejarah Singkat dan Pemerintahan Desa

Setiap nama wilayah seringkali menyimpan cerita dan filosofi tersendiri, begitu pula dengan Desa Watuurip. Nama "Watuurip" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Watu yang berarti batu, dan Urip yang artinya hidup. Menurut cerita tutur yang berkembang di masyarakat setempat, konon pada zaman dahulu terdapat sebuah batu yang dianggap sebagai penanda batas wilayah yang secara ajaib dapat "hidup" atau bergerak, yang pada akhirnya memperluas wilayah desa. Meskipun lebih bersifat legenda, cerita ini menyiratkan harapan akan wilayah yang terus berkembang dan dinamis.

Dari sisi pemerintahan, Desa Watuurip dipimpin oleh seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur ini bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat. Pemerintah Desa Watuurip memegang peranan krusial dalam menjembatani aspirasi masyarakat dengan kebijakan pembangunan dari tingkat kabupaten, sekaligus mengelola potensi dan tantangan lokal, termasuk berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal seperti PT Geo Dipa Energi untuk program-program kemasyarakatan (CSR) dan pembangunan berkelanjutan.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Potensi Agrowisata

Kehidupan sosial masyarakat Desa Watuurip sangat kental dengan nilai-nilai agraris dan semangat kebersamaan. Tradisi seperti gotong royong (kerja bakti) masih terpelihara, terutama dalam kegiatan-kegiatan komunal seperti perbaikan saluran irigasi atau pembangunan fasilitas umum. Mayoritas penduduknya merupakan masyarakat Jawa yang religius, dengan kegiatan keagamaan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari ritme kehidupan sehari-hari.

Salah satu potensi terbesar yang kini mulai dilirik untuk dikembangkan ialah sektor pariwisata, khususnya agrowisata. Lokasinya yang menjadi salah satu gerbang menuju kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng memberikan keuntungan tersendiri. Wisatawan yang mencari pengalaman otentik dapat diajak untuk mengunjungi kebun-kebun kopi, melihat langsung proses dari biji hingga menjadi secangkir kopi, dan menikmati pemandangan alam perbukitan yang hijau dan asri.

Pemandangan terasering lahan pertanian yang berpadu dengan infrastruktur modern seperti jalur pipa uap panas bumi menciptakan sebuah panorama yang kontras namun menarik. Potensi ini, jika dikelola dengan baik melalui paket-paket wisata desa, dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi masyarakat tanpa harus merusak kearifan lokal dan kelestarian lingkungan yang sudah ada.

Tantangan dan Harapan Pembangunan Desa

Seperti halnya wilayah berkembang lainnya, Desa Watuurip juga menghadapi serangkaian tantangan. Dari sektor pertanian, tantangan klasik seperti fluktuasi harga komoditas, akses pasar yang lebih luas, dan regenerasi petani menjadi isu utama. Anak-anak muda perlu didorong untuk melihat pertanian sebagai profesi yang menjanjikan melalui inovasi dan teknologi pertanian modern.

Dalam konteks energi, memastikan bahwa manfaat dari proyek PLTP dirasakan secara adil dan merata oleh masyarakat lokal merupakan sebuah keharusan. Dialog yang konstruktif dan berkelanjutan antara masyarakat, pemerintah desa, dan perusahaan menjadi kunci untuk mencapai pembangunan yang harmonis dan berkelanjutan, meminimalisir potensi konflik sosial dan dampak lingkungan.

Harapan ke depan bagi Desa Watuurip terletak pada kemampuannya untuk mensinergikan tiga kekuatan utamanya: pertanian, energi, dan pariwisata. Dengan penguatan kelembagaan lokal seperti kelompok tani dan BUMDes, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta perencanaan tata ruang yang bijaksana, Watuurip berpotensi besar untuk menjadi desa percontohan yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing, sambil tetap menjaga kelestarian alam dan kearifan budayanya di kaki Dataran Tinggi Dieng yang megah.